“Ndut, kita main yuk!”
“Main apa mbul?” tanya si gendut sambil terus mengunyah makanan yang tersimpan dipipinya. Terlihat sekali ia begitu asyik. Sementara si gembul asyik berlari kesana-kemari.
“Kita main kincir!“ serunya dengan segera, lalu berlari keatas kincir putar kegemarannya. Awalnya gendut tak terlalu tertarik, ia masih asyik sendiri. Tapi lama-lama, ia mendekat juga.
Huup! Segera gendut bergabung dengan gembul, barlari dikincir.
“Aduh…“ gembul berusaha naik kembali,
“Aww…“ untuk kedua kalinya ia jungkir balik saat gendut berlari dikincirnya cukup kencang, hingga ia tak dapat naik lagi.
“Ndut, pelan-pelan dunk. Sakit nih, jatuh mulu.“
“Sudah ah, haus. Kamu main sendiri aja ya.“ Gendutpun turun, berlari-lari kesana-kemari sebentar berharap sosok manusia didepannya mau mengambilnya lalu meletakkannya diluar. Seperti yang dilakukan kemarin. Ia sangat senang berlarian mengitari ruangan dan mengendus-ngendus setiap sudutnya.
Gendut terus berusaha menarik perhatian.
“Ndut sayang, mainnya jangan terlalu semangat ya.“
Hahaha…ia hanya mendapat elusan. Tapi tak apalah, terlihat ia cukup senang walau tak tahu apa yang diucap manusia itu, yang tak lain dan tak bukan adalah ‘guardian angel‘ mereka yang baik hati.
Gembul mendekati gendut, mengendus-ngendusnya sebentar lalu berlarian lagi. Karena haus ia pun berhenti untuk minum. Aahh…segarnya…
“Mbul, aku mau tidur kamu jangan ganggu ya.“ Gembul memberi peringatan sebelum ia kepojokan box, sudut favoritnya kala mata terpejam.
Dasar gembul, iseeeennng…!
Belum semenit diperingati, ia sudah menganggu. Gendut pun terpaksa berpindah tempat. Begitu seterusnya. Sampai gembul lelah sendiri dan akhirnya ikut tertidur.
“Met bobo, my ikuni…“ si guardian angel mengucap salam bobo seperti biasa sambil tersenyum. Mengelus pelan mereka sebelum akhirnya ikut tertidur. Tentu saja dipembaringannya sendiri.